Bidara upas adalah tumbuhan umbi-umbian yang merayap atau membelit yang panjang tingginya dapat mencapai 3-6 m. Daunnya berbentuk bulat telur melebar, dengan pangkal berbentuk hati. Umbinya mirip kentang, dan berbeda dengan areuy carayun (Merremia peltata) yang satu genus dengannya. Umbi bidara upas berkumpul hingga 6-7 buah dan beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih seumpama tumbuh di tanah kering, gembur, dan tidak tergenang air. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat.
Bunganya majemuk, yakni sejumlah 1-4 kuntum, membentuk payung, berwarna putih, dan apabila menjadi buah, kelopaknya tidak gugur. Bijinya berwarna kelabu sampai hitam, dengan pinggirannya yang berbulu kecoklatan.
Nama daerah:
Bidara upas (Melayu), widara upas (Jawa).
Kandungan kimia:
Bidara upas mengandung damar, resin, zat pahit, dan pati. Getah segarnya mengandung zat oksidase.
Khasiat dan manfaat:
Tanaman ini bersifat antiradang, obat pencahar, menghilangkan sakit, bengkak, penetral racun, mengatasi muntah darah, difentri, kanker, batuk renjan, kencing manis, batu kandung kemih, buang air besar berdarah, tifus, dan radang usus. Bagian tanaman ini yang biasa digunakan untuk obat adalah pada bagian umbinya yang masih segar.
Cara penggunaannya:
100 gram umbi segar bidara upas dicuci bersih, lalu diparut. Setelah itu diperas dan disaring, lalu diminum setiap pagi atau dibalurkan pada luka (untuk luka yang terbuka).
Referensi:
terapi herbal berdasarkan golongan darah, penulis Ir. Lukas Tersono Adi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bidara_upas