Ada kisah tentang ketidak-mau-kalahan, yang mengakibatkan begitu banyak kesulitan akibat apa yang kita anggap yang paling penting dalam hidup kita dibanding orang lain.
Empat ibu berkumpul untuk minum kopi dalam suatu senja. Yang satu berkata kepada yang lain, "Aku bangga sekali sama anakku, dia baru saja ditasbihkan sebagai pastor katolik. Sekarang kalau dia masuk ruangan, hadirin akan berdiri dari bangku dan memanggil anakku, 'Romo'! "
Ibu kedua di kedai kopi itu menukas, "Itu mah gak ada apa-apanya! Baru jadi pastor? Anakku sudah jadi pastor bertahun-tahun! Sekarang dia sudah jadi uskup. Ketika dia masuk ruangan, orang-orang membungkukkan kepala dan mencium cincinnya sambil berkata, 'Yang Mulia'! "
Karena tidak mau kalah, ibu ketiga berkata, "Cuma uskup? Itu belum seberapa! Anakku seorang kardinal! Ketika dia masuk ruangan, semua orang berlutut satu kaki di lantai, dan memanggilnya, 'Yang Suci'! "
Mereka lalu melirik ke ibu keempat, yang hanya menunduk, menyeruput kopinya. "Nah!" seru mereka, "Bagaimana dengan anakmu?"
"Anakku bukan pastor, uskup, ataupun kardinal. Anakku tingginya 190 cm, matanya biru, pirang, miliarder. Dia bermain sepakbola untuk klub Eagles. Ketika dia masuk keruangan, semua perempuan tersungkur di lantai dan berseru, 'Oh My God'! "
Referensi : Cacing dan kotoran kesayangannya 2